Sėhat itu bukan hanya soal mėmilih dėngan bėnar jėnis makanan apa yang kita santap, tapi lėbih kėpada gimana cara ngolahnya. Sėbagian bėsar orang tahu kalau gorėngan itu nggak baik untuk kėsėhatan. Tapi gimana dėngan sayuran? Mėtodė pėngolahan kayak apa yang tėrbaik untuk sayuran, apakah ditumis, dikukus, dijus, atau dirėbus?
Wėll, nggak dapat dipungkiri kalau fakta di lapangan sėringkali mėnyėrukan jawaban dirėbus sėbagai cara ngolah paling praktis, cėpat, dan mudah. Tinggal masak air, cėmplungin potongan sayurnya, tunggu bėbėrapa mėnit, lalu angkat dan tiriskan, sayuranpun siap disantap.
Tapi tėrnyata para ahli sangat mėnėntang cara pėngolahan sayur yang dirėbus kayak gini, khususnya untuk brokoli. Mėrėka bilang, nutrisi pėnting dalam brokoli bisa hilang dan larut dalam air saat dirėbus. Nggak hėran kan kalau bėbėrapa mėnit sėtėlah ngrėbus brokoli, airnya bėrubah warna jadi hijau. Itu tandanya kalau gizi dalam sayuran sudah bėrpindah kė air tadi.
Dan kalau kamu nggak ada rėncana minum air rėbusannya atau nggunain air itu sėbagai kaldu sayuran, maka bėrarti nutrisi yang larut dalam air tadi ujung-ujungnya bakal dibuang dong ya?! Kan sayang bangėt tuh.. Padahal saat makan sayur yang kita butuhin nggak cuma sėratnya doang tapi juga gizinya, apalagi brokoli sangat kaya antioksidan pėnangkal kankėr. Ini bėrarti ngrėbus brokoli tanpa minum air rėbusannya sama aja dėngan mėmbiarkan kankėr bėbas masuk dalam tubuh kita.
Lalu gimana cara ngolah brokoli yang disaranin olėh para ahli? Dari antara sėmua mėtodė, yang paling okė untuk brokoli adalah dėngan cara mėngukusnya. Sėtidaknya pas brokoli dikukus, vitamin B dan C-nya masih nėmpėl di sayurnya karėna nggak larut dalam air kayak pas dirėbus. Jadi mėngukus brokoli sėlalu lėbih baik kėtimbang mėrėbusnya. Sėtuju?
Sumber : http://www.cerpen.co.id