KSI - Keringat berlebih setelah lari di treadmill selama satu jam atau setelah berjalan kaki di luar di tengah cuaca terik, sih, wajar-wajar saja, dong, Kawan Puan. Jika tubuh mengeluarkan keringat saat aktivitas fisik atau saat suhu tubuh meningkat, artinya tubuhmu dalam kondisi baik sehingga dapat mengatur kembali suhu tubuh agar tetap dingin melalui ekskresi keringat.
Namun, apa jadinya kalau keringat yang keluar dari tubuh sangat berlebihan, sehingga malah mengganggu aktivitas sehari-hari dan bikin Kawan Puan jadi kehilangan rasa percaya diri?
Melansir Science Direct, gangguan kelebihan keringat ini disebut juga sebagai hiperhidrosis.
Kondisi ini menyebabkan sesorang berkeringat sangat banyak, terutama pada daerah ketiak, telapak tangan, dan telapak kaki, terutama pada saat stres, gugup dan kegerahan.
Berbeda dengan kondisi normal, hiperhidrosis menyebabkan keringat yang keluar dari kelenjar keringat sangat banyak, bahkan pada saat tidak mengalami stres, olahraga, atau hal-hal lainnya yang menyebabkan badan berkeringat pada umumnya.
Sebaliknya, ada pula kondisi yang menyebabkan seseorang sulit berkeringat, bahkan tidak bisa berkeringat sama sekali.
Kondisi ini disebut dengan hipohidrosis dan anhidrosis.
Berkebalikan dengan hiperhidrosis yang umumnya bukan merupakan kondisi kesehatan serius dan membahayakan, orang yang mengalami hipohidrosis atau anhidrosis seringnya tak tahan dengan kondisi yang panas.
Mengutip MSD Manual, hipohidrosis bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit neuropati diabetik, cidera pada kulit, atau kondisi autoimun.
Mereka mudah merasa lelah, lemah, pusing, dan sulit bernapas jika suhu tubuhnya meningkat karena panas.
Keringat berlebih umumnya identik pula dengan gangguan bau badan.
Adapun, dilansir dari Bustle, gangguan bau badan bisa disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan.
Bahkan, kondisi kesehatan ini dapat jadi pertanda akan penyakit-penyakit serius seperti penyakit liver, diabetes, dan gagal ginjal!
Ketiga penyakit serius ini menyebabkan organ-organ dalam tubuh tak dapat menjalankan fungsinya ddngan baik.
Akibatnya, orang yang menderita ketiga penyakit ini, seringkali pada keringatnya terkandung zat-zat seperti urea, aceton, atau methyl mercaptan, yang menimbulkan bau aneh pada keringat.
Keringat berlebih yang diikuti dengan bau badan tak sedap juga bisa disebabkan oleh perubahan hormon.
Hal ini umumnya terjadi pada perempuan yang tengah mengalami pubertas, perimenopause (sebelum menopause), saat menopause, atau bahkan saat hamil.
Kemungkinan lainnya yang menyebabkan tubuh berkeringat lebih banyak adalah gangguan kelenjar tiroid.
Orang yang mengalami permasalahan tiroid cenderung berkeringat lebih banyak pada malam hari.
Kondisi hiperhidrosis yang tidak akut sendiri bisa diatasi dengan menggunakan produk antiperspiran dan disertai dengan deodoran jika keringat mengeluarkan bau tak sedap.
Namun, ada baiknya Kawan Puan memeriksakan kesehatan jika tiba-tiba mengalami keringat berlebih yang tidak biasanya.
Hal ini bertujuan untuk mendeteksi kalau-kalau ada penyakit serius yang melatarbelakangi gejala keringat berlebih yang Kawan Puan alami.
Jika dideteksi lebih dini, penyakit-penyakit serius tersebut dapat ditanggulangi sebelum bertambah parah.
Sementara itu, orang dengan gangguan hipohidrosis sebaiknya menghindari panas, misalnya dengan menggunakan AC atau memakai pakaian yang berbahan adem.
Sebaiknya, hindari pula aktivitas fisik yang menaikkan suhu tubuh seperti olahraga yang berat.
Namun, bukan berarti orang dengan hipohidrosis tidak bisa berolahraga, ya.